Kesan Mendalam terhadap Mbah Fatimah
Oleh: Slamet Nurchamid
Mbah Fatimah adalah sosok yang begitu membekas dalam hati dan ingatan saya. Semasa hidupnya, beliau tinggal di Kedungwuni, tepatnya di Gembong Beringin 1. Kisah hidupnya tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mencerminkan keteladanan seorang perempuan pejuang dakwah yang ikhlas dan penuh pengorbanan.
Awalnya, Mbah Fatimah menikah dengan seorang ulama dari Buaran yang dikenal sebagai Kyai Buaran. Sampai pada suatu ketika, datanglah seorang kyai dari Bandar, yaitu Mbah Anwar, yang merupakan sahabat dari suami pertama Mbah Fatimah. Sebagai bentuk komitmen persahabatan dalam dakwah, yang saat itu lazim terjadi, Kyai Buaran memberikan izin kepada Mbah Fatimah untuk ikut mendampingi perjuangan dakwah bersama Mbah Anwar di Bandar. Maka sejak saat itu, Mbah Fatimah pun menikah dengan Mbah Anwar dan menetap di Bandar.
Di Bandar, Mbah Fatimah tidak hanya menjadi istri, tetapi juga menjadi pendamping dakwah sejati. Ia menemani Mbah Anwar dalam berbagai aktivitas keagamaan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Beliau adalah pribadi yang sangat taat beragama. Rutin menjalankan puasa Senin-Kamis, shalat duha, shalat hajat, dan berbagai ibadah sunnah lainnya yang beliau lakukan dengan konsisten hingga usia lanjut.
Sebagai cicit yang pernah diasuh langsung oleh beliau, saya sangat merasakan kedalaman nilai-nilai kehidupan yang diajarkan melalui laku hidupnya. Dan sebagai cicit, saya belajar banyak dari keteladanan beliau dalam hal istiqamah dan konsistensi dalam beribadah. Hingga usia senjanya, Mbah Fatimah tetap sehat, penuh kesadaran, dan nyaris tidak pernah mengalami pikun atau linglung.
Selain religius, Mbah Fatimah juga dikenal sebagai sosok yang cermat dalam mengatur keuangan keluarga. Beliau adalah pribadi yang disiplin, penuh tanggung jawab, dan memiliki semangat tinggi untuk mengikuti pengajian serta kegiatan keagamaan di masyarakat.
Mbah Fatimah bukan hanya seorang nenek, tapi juga guru kehidupan. Keteladanan dan warisan nilai-nilainya akan terus saya kenang dan saya upayakan untuk terus saya teladani. Semoga segala amal ibadah beliau diterima di sisi Allah dan menjadi pemberat kebaikan di akhirat kelak. Aamiin.
0 Response to "Kesan Mendalam terhadap Mbah Fatimah"
Posting Komentar